Jumat, 12 September 2008

99 Ideas for Happy Mom


Sebelum nulis Single Female, aku udah nulis duluan tentang ibu. Awalnya sih aku merasa beraaat banget nulis buku ini---secara aku belum berstatus sebagai ibu. Untungnya teman-temanku pada kasih semangat, malah beberapa dari mereka nantangin aku untuk bisa bikin buku ini.

Sejak awal, aku udah parno duluan. Bagaimana bisa ya nulis tentang ibu sementara pengalaman ini belum aku rasakan sensasinya. Yang lebih menakutkan lagi, terbayang aku bakalan KO diberondong pertanyaan saat aku harus roadshow bedah buku dan talkshow di beberapa radio. Namun ternyata, semua ketakutan itu tak terbukti. Thanks to all motivator yang bilang ke aku bahwa banyak penulis yang nulis tentang kematian dan alam kubur, mereka enggak harus mati dulu untuk bisa menuliskan tentang itu semua. Dan akhirnya, lahirlah bukuku ini.


Buku 99 Ideas for Happy Mom terbit pada Januari 2008. Aku udah berkomitmen pada akhir tahun 2007 dan mencatatnya dalam rencanaku bahwa aku wajib menghasilkan karya tulis minimal 3 buku pada tahun 2008. Sekarang lagi nyiapin buku lagi. Semoga terwujud semua rencanaku. Doain, ya! :-)


Aku udah berkeliling untuk bedah buku di toko buku, instansi, pemeran buku, sekolah, masjid, di beberapa kota serta talkshow di radio di Bandung dan Jakarta untuk buku ini. Alhamdulillah banyak hal yang aku dapatkan. Luar biasa respons para pembaca yang langsung hadir dalam acaraku. Enggak pernah terbayang sebelumnya aku bakalan ngerasain pengalaman seperti ini. Banyak pembaca yang akhirnya curhat. Ada juga yang membagikan pengalamannya sebagai ibu dengan penuh perasaan dan emosi yang membuncah. Ada juga yang hanya baca kaver depannya langsung terharu dan menitikkan air mata. Kebetulan pada kaver depan terdapat kalimat-kalimat yang lumayan menyentuh, katanya. Ini bukan cerita yang dikarang-karang. Ini benar-benar terjadi. Waktu itu ada seorang ibu muda yang sedang hamil mampir ke stan MQS saat pameran buku di Landmark Bandung. Ia langsung membeli buku itu dan mendekati aku yang kebetulan saat itu ada di sana. Ia tahu aku penulisnya saat penjaga stan memberitahukannya. Aku benar-benar enggak nyangka tulisanku berefek sedemikian rupa pada orang lain. Tentu saja saat aku mendengar responsnya, aku senang banget. Tapi sumpah, aku pun malu banget karena setiap kali pembeli bukuku meminta tanda tanganku, aku merasa belum pantas untuk membubuhkan tanda tangan. Aku malu untuk yang satu ini, tapi jujur, senang rasanya karena karyaku direspons positif.


Maaf sekali lagi. Aku nyeritain ini bukan maksud narsis atau nyombongin kemampuanku menulis buku. Semoga aja dengan cara seperti ini, banyak orang yang termotivasi untuk menulis buku. Jika semua orang menulis sesuatu yang baik untuk sebuah perubahan yang baik, dan tentu saja diawali dengan niat yang benar dan baik, bukan tidak mungkin keadaan bangsa ini berubah walaupun mungkin hanya diawali dari satu orang saja. Namun, enggak mustahil satu orang yang berubah karena udah baca buku kita memiliki kemampuan untuk mengubah banyak orang dengan pengalamannya membaca buku.


So, nunggu apa lagi sekarang? Segera aja tuliskan semua yang ada di kepala kamu sekarang juga. Cormac McCarthy penulis buku best seller Road bilang bahwa karya tulis adalah sesuatu yang tidak perlu dibahas dan diperbincangkan. Tulis aja semua yang menjadi buah pikiranmu. Ia termasuk penulis yang enggak banyak ngomong ke publik. Semua omongannya tertulis dalam karya-karya hebatnya.


Sepertinya emang sudah saatnya semua orang belajar menulis karena kita semua udah capek lihat orang-orang di televisi yang banyak omong. Pikiran-pikirannya hanya diperdebatkan saja. Sayang, kalau ide briliannya menguap begitu saja. Menulis aja, yuk.




Tidak ada komentar: